
Probolinggo, 27 Maret 2024 – Dalam langkah maju untuk mengembangkan pendidikan tinggi Islam yang berdaya saing dan inovatif, Institut Ahmad Dahlan Probolinggo, bersama dengan STIT Muhammadiyah Bangil dan STIT Muhammadiyah Lumajang, telah menginisiasi sebuah program pengembangan kapasitas bernama Baitul Arqom.
Kegiatan ini berlangsung mulai dari 27 hingga 29 Maret 2024 di ruang auditorium Institut Ahmad Dahlan, menandai era baru dalam pendidikan tinggi Islam Muhammadiyah dengan fokus pada peningkatan kualitas dosen dan tenaga kependidikan.
Sebanyak 54 peserta dari tiga institusi pendidikan tinggi tersebut berkumpul untuk tidak hanya mengasah pengetahuan dan kemampuan mereka tetapi juga untuk memperkuat jaringan kolaborasi antaruniversitas.
Baitul Arqom, yang diselenggarakan setiap bulan Ramadhan, menjadi agenda rutin yang diantisipasi banyak pihak, dengan tujuan utama mengkaji ulang dan merefleksikan berbagai strategi dalam memajukan Amal Usaha Persyarikatan Muhammadiyah di bidang pendidikan.
Dalam sambutannya, Rektor Institut Ahmad Dahlan Probolinggo menekankan bahwa ini merupakan tahun kedua kegiatan bersama ini diadakan, menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat kapasitas akademik dan administratif. “Kegiatan kolaboratif seperti Baitul Arqom sangat penting, tidak hanya untuk penguatan kapasitas tetapi juga sebagai sarana berbagi pengalaman dan strategi dalam menghadapi tantangan yang ada di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Muhammadiyah,” ujar Rektor.
Acara ini dimeriahkan oleh kehadiran enam narasumber spesial, termasuk Dr. Hidayatullah, M.Si dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo; Dr. Sukadiono, MM dari Universitas Muhammadiyah Surabaya; Prof. Dr. Tobroni, M.Si dan Prof. Dr. Jainuri, MA dari Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah; Prof. Dr. Thohir Luth, MA dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur; serta Dr. Moh. Nurhasan, MH dari Badan Pengurus Harian Institut Ahmad Dahlan Probolinggo.
Kegiatan ini tidak hanya mengedepankan aspek akademik dan keilmuan tetapi juga pembinaan karakter dan spiritualitas, sesuai dengan nilai-nilai Islam. Melalui Baitul Arqom, Institut Ahmad Dahlan Probolinggo dan lembaga pendidikan tinggi Muhammadiyah lainnya berharap dapat melahirkan inovasi dan strategi pendidikan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan tantangan zaman.Dengan langkah nyata ini, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Muhammadiyah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan tetapi juga dalam keimanan dan ketaqwaan, siap menghadapi tantangan global dengan basis nilai-nilai Islam yang kuat.Dr. Hidayatullah menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap beberapa ayat suci Al-Quran, khususnya dari Surat Al-Baqarah ayat 286 dan 148, serta Surat Ash-Shaff ayat 4, yang menjadi dasar filosofis dalam pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah agar memiliki keunggulan dan daya saing tinggi. Beliau menjelaskan bahwa pemimpin di lembaga pendidikan Muhammadiyah harus berupaya dengan sepenuh hati untuk meningkatkan dan mengembangkan lembaga mereka, didasari oleh nilai-nilai kepercayaan (trust), keterbukaan (openness), tanggung jawab (responsibility), sinergi (synergy), ketergantungan timbal balik (interdependence), dan pemberdayaan (empowering). Ini dikenal sebagai paradigma TORSIE, yang menjadi kunci dalam pengembangan perguruan tinggi yang berdaya saing.
Kegiatan Baitul Arqom ini tidak hanya menjadi ajang pertemuan dan pertukaran ilmu antar dosen serta tenaga kependidikan dari berbagai perguruan tinggi, tetapi juga sebagai momen untuk merefleksikan dan merenungkan kembali peran serta fungsi lembaga pendidikan tinggi dalam membentuk karakter dan kompetensi lulusannya, sesuai dengan nilai-nilai Islam dan kebutuhan zaman. Diharapkan, melalui kegiatan ini, para peserta dapat memperoleh wawasan baru dan strategi efektif dalam mengembangkan perguruan tinggi mereka, sehingga dapat lebih berkontribusi pada pengembangan masyarakat dan bangsa.