Probolinggo – Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Probolinggo menggelar seminar Internasional dengan tema “Perbandingan Pendidikan dan Budaya Kerja di Eropa” pada Kamis, 18 Januari 2024 di Jl. Mahakam No. 1, Kedopok, Probolinggo.
Pada seminar Internasional tersebut STAIMPRO mendatangkan tamu dari Vrije Universiteit Brussel yaitu Mrs. Lufi Kartikasari, Phd dan Mr. Edwin, dan dimoderatori oleh Bapak Imanuddin Abil Fida, MIRKH. Seminar tersebut dihadiri oleh para mahasiswa semester satu dari semua prodi serta para dosen yang ada di STAIM Probolinggo.
Seminar dibuka oleh ketua STAI Muhammadiyah Probolinggo yaitu Dr. Benny Prasetya, M.Pd.I dalam sambutannya menunjukkan adanya harapan bahwa seminar itu dapat berjalan dengan lancar dan mahasiswa bisa belajar banyak dari pengalaman yang dibagikan oleh pemateri.
Salah satu pemateri seperti Mrs. Lufi Kartikasari, Phd yang saat ini berprofesi sebagai postdoctoral reseacher di Brussel memaparkan terkait perbandingan pendidikan yang ada di Brussel yang sangat berbeda dengan di Indonesia, di Brussel S1 dan S2 dosen tidak menjelaskan kembali apa yang ada di buku ajar, tetapi mahasiswa yang harus membaca dan meresum buku ajar sendiri kemudian ketika dikelas harus bisa menciptakan teori-teori baru. Berbeda dengan S3 bahwa di sana kuliah doktoral harus sudah kerja kemudian diwajibkan untuk melakukan penelitian bisa melakukan penelitian sendiri atau penelitian dari profesor tempat kerja.
Mrs. Lufi Kartikasari, Phd, juga menekankan 3 poin penting yang perlu dicatat yaitu dicipline, on time, dan well manage. “Budaya di sana itu semuanya harus serba disiplin dan on time seperti contoh ada perkuliahan pukul 09.00 sampai pukul 11.00 maka harus on time baik dosen maupun mahasiswa, kalaupun dosen terlambat dan tetap mau durasi 2 jam maka mahasiswa yang akan meninggalkan kelas sesuai jadwal yang sudah ada. Contoh lain seperti ada janji meeting dengan profesor tanggal sekian dan jam sekian maka dosen tersebut juga akan menepati, profesor tersebut akan menyempatkan waktunya untuk meeting dengan mahasiswa. Kemudian well manage di mana semuanya harus terkelola dengan baik atau bisa mengatur dengan baik, seperti contoh ketika sudah ada janji dengan dosen maka tidak boleh dengan tangan kosong dalam artian bahwa materi yang akan didiskusikan harus sudah disiapkan, karena kita memiliki waktu durasi tertentu maka tidak boleh disia-siakan waktu tersebut. Kemudian contoh lain ketika sudah ada rencana akan ada semacam seminar atau penelitian 2 bulan yang akan datang maka harus dipersiapkan betul-betul sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan tidak boleh diubah-ubah” tutur Mrs. Lufi.
Kemudian Mr. Edwin juga sharing terkait dengan budaya kerja, bahwa pendapatan terbesar di sana adalah pajak penghasilan, semua yang ada di Brussel ada pajaknya, sistem kerjanya juga 8 jam/hari tetapi di sana diberlakukan Work From Office minimal 2 hari, selebihnya bisa dilakukan Work From Home. Dan weekend wajib untuk keluarga. Mr. Edwin juga memaparkan terkait dengan pola asuh anak bahwa suami harus bisa kerjasama dengan istri, tidak bisa dibedakan antara tugas istri dan suami, jika sudah di rumah maka sudah harus kerjasama. (zet/ros)