Dinamika Dakwah Kultural Muhammadiyah: Integrasi Nilai Islam dan Kearifan Lokal
Dinamika Dakwah Kultural Muhammadiyah: Integrasi Nilai Islam dan Kearifan Lokal
Thu, 28 March 2024 2:53
7747254a-dd3b-4cec-a656-58f120f717c6

Probolinggo, Rabu 27 Maret 2024  – Dalam upaya menggali pemahaman yang lebih dalam tentang integrasi nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal, Kampus IAD (Institut Ahmad Dahlan) Probolinggo menjadi tuan rumah pelaksanaan Baitul Arqom. Pemateri pada hari kedua dihadiri oleh Prof. Dr. Ahmad Jainuri, M.A., seorang pakar dalam bidang sosiologi Islam. Dengan mengusung tema “Dinamika Dakwah Kultural Muhammadiyah: Integrasi Nilai Islam dan Kearifan Lokal” acara yang dihadiri oleh dua kampus dari luar kota, yaitu STIT Muhammadiyah Lumajang dan STITI Muhammadiyah Bangil dengan jumlah 50 audiens turut aktif menyimak pemaparan dan berlangsungnya diskusi tanya jawab.

Prof. Ahmad Jainuri dalam pemaparannya menekankan pentingnya dakwah kultural sebagai strategi dakwah yang menyeluruh dan inklusif. Beliau memaparkan bahwa integrasi nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal bukanlah sekadar upaya akademis, tetapi sebuah tindakan nyata agama samawi yang menjadi prodak budaya.

Penjelasan lebih jauh pemateri menyampaikan kearifan lokal merupakan kecakapan lokal yang berfungsi mempertahankan diri dari penetrasi budaya luar. Dan di akhir materi beliau menambhakan adanya modifikasi dari asing lalu di adopsi menjadi local itu adalah bagian dari kearifan local dalam dakwah kulutal Muhammadiyah dengan menguatkan landasan kaidah ushul fiqih Prof. Jainuri mengatakan Al-Ashlu fil asy-ya al-ibâhah hattâ yadullad dalîlu ‘alat tahrîm (pada dasarnya segala sesuatu itu diperbolehkan, sepanjang tidak ada dalil yang melarangnya).

Sebelum diakhiri terdapat sesi diskusi yang diwarnai pertanyaan dari dosen terkait prinsip pluralisme. Prof. Jainuri mnanggapi bahwa masing-masing kita adalah berbeda namun konsep persauadaraan yang harus di bangun adalah persamaan bukan perbedaan. Multi conventional society yang disampaikan pemateri bermakna mengakui keberdaan perbedaan.

Dengan ditutupnya acara ini, harapan besar tersemat pada kesinambungan upaya dakwah kultural yang mengintegrasikan nilai Islam dan kearifan lokal secara seimbang dan harmonis. Semoga apa yang dihasilkan dari acara ini dapat menjadi sumber inspirasi dan pijakan yang kokoh dalam menyebarkan ajaran Islam ditengah budaya Indonesia.

(Ulil/Ros)

Kampus

Artikel Lainnya

Khotmil Qur’an Tadris Matematika: Perpaduan Ilmu dan Iman dalam Bingkai Spiritual
Probolinggo, 16 Januari 2025 – Program Studi Tadris Matematika Institut Ahmad...
Fri, 17 January 2025 | 11:47
"Sinergi untuk Pendidikan Inklusif: Kerja Sama SLB Sinar Harapan 2 dan Fakultas Ilmu Tarbiyah IAD Probolinggo"
Pada Jumat, 17 Januari 2025, SLB Sinar Harapan 2 Kota Probolinggo dengan antu...
Fri, 17 January 2025 | 3:42
Benchmarking STIT Muhammadiyah Kediri ke Institut Ahmad Dahlan Probolinggo: Sinergi untuk Meningkatkan Mutu Institusi
Institut Ahmad Dahlan (IAD) Probolinggo menerima kunjungan dari Sekolah Tingg...
Sat, 28 December 2024 | 3:36
Transformasi Kepemimpinan Masa Depan: Future Leadership Camp 2024 di Institut Ahmad Dahlan
Probolinggo, 24-25 Desember 2024 Institut Ahmad Dahlan (IAD) Probolinggo suks...
Fri, 27 December 2024 | 7:21